Laba bersih PT Astra International Tbk (Grup Astra) dari divisi otomotif sepanjang tahun lalu naik 15 persen menjadi Rp 9,5 triliun di bandingkan periode yang sama sebelumnya. Jika diurai, Rp 4,9 triliun berasal dari anak perusahaan murni dan perusahaan gabungan dengan asing Rp 4,6 triliun.
Anak perusahaan murni Astra banyak bergerak di bidang penjualan mobil, sepeda motor dan bisnis komponen otomotif, seperti Auto2000, Daihatsu Sales Operation, Honda Sales Operation, Peugeot Sales Operation, Isuzu Sales Operation, BMW Sales Operation dan PT Astra Otoparts Tbk. Sedangkan perusahaan gabungan banyak bergerak di bidang manufaktur dan distribusi otomotif seperti (PT Toyota Astra Motor, Astra Daihatsu Motor, Astra Honda Motor, dan Isuzu Astra Motor Indonesia).
Dalam pernyataan resmi yang diterima KompasOtomotif, hari ini (28/2/2013) Astra menyatakan, pemberlakukan peratuan uang muka (DP) minimum pada pembiayaan otomotif konvensional sejak Juni 2012 memukul pasar sepeda motor. Pengetatan standar pemberian pinjaman pada beberapa perusahaan pembiayaan konsumen juga terjadi sepanjang tahun lalu tidak membantu kondisi. Tapi, hal ini tidak berdampak pada pasar mobil.
Total penjualan mobil nasional naik 25 persen menjadi 1,1 juta unit. Grup Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks dan Peugeot) juga meningkat 25 persen hingga 605.000 unit, dengan raihan pangsa 54 persen. Capaian ini diperoleh berkat peluncuran 18 model baru dan 26 facelift ke pasar.
Penjualan sepeda motor tahun lalu turun 12 persen menjadi 7,1 juta unit. Astra yang mengandalkan Honda ikut tertekan 4 persen menjadi hanya 4,1 juta unit. Tapi, pangsa pasarnya justru naik dari 53 persen menjadi 58 persen, dengan meluncurkan empat model baru dan 10facelift. Juga berkat kelihaian AHM dalam menawarkan paket pembiayaan syariah yang belum diikat dengan persyaratan DP minimum.
"Peraturan baru DP minimum pada perbankan syariah mulai 1 April 2013 diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada pasar mobil dan motor," tulis Astra.
Dari bisnis komponen otomotif, PT Astra Otoparts Tbk (AOP) berhasil mengantongi laba bersih Rp 1,1 triliun, naik 5 persen. Lonjakkan pesanan pabrikan (OEM) dan pasar suku cadang pengganti (after sales) naik 12 persen, tapi pendapatan juga tergerus biaya bahan baku dan tenaga kerja yang tidak bisa dibebankan sepenuhnya ke konsumen.
Pendapatan Bersih
Dengan sokongan utama dari otomotif, Grup Astra berhasil mengantongi pendapatan hingga Rp 188,1 triliun, naik 16 persen dari tahun sebelumnya Rp 162,6 triliun. Total laba bersih Astra otomatis naik 9 persen jadi RP 19,4 triliun dari sebelumnya hanya Rp 17,8 triliun. Laba bersih per lembar saham juga naik Rp 480 dari sebelumnya Rp 439.
Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Grup Astra mengatakan, pendukung utama kinerja Grup Astra datang dari tingginya penjualan mobil, sehingga mencapat rekor baru laba bersih dan nilai bersih aset per saham.
"Menurunnya permintaan di sektor alat berat yang disebabkan oleh melemahnya harga batu bara serta turunnya harga CPO meskipun produksinya meningkat, telah mempengaruhi tingkat keuntungan Perseroan. Prospek bisnis kami tetap baik, walaupun kondisi saat ini masih dipengaruhi oleh ketidakstabilan harga batu bara dan CPO serta dampak dari peraturan uang muka minimum pada pembiayaan otomotif syariah,” beber Prijono.
Editor : Albi Kurnia B
0 komentar
Posting Komentar